Saturday 19 September 2015

Aku Akan Tetap Bahagia Meski Tanpamu. Karna Obat Patah Hati Sesungguhnya Hanya Jatuh Cinta Lagi.

Hari demi hari kulalui tanpamu. Berat, namun aku harus terbiasa karena hanya ini satu-satunya pilihan yang kupunya.

 

Aku jatuh cinta padamu, dan percaya begitu saja untuk menitipkan hati ini padamu...




Sekarang, saat pada kenyataannya kisah kita berakhir, satu-satunya pilihan yang kupunya adalah memungut kepingan hatiku. Tak ada pilihan lain...


Aku yang saat ini masih patah hati dan masih mencoba memperbaiki perasaanku. Jangan berbangga hati dulu bisa membuatku patah hati. Karena, obat paling manjur untuk patah hati adalah jatuh cinta lagi...


Kamu lupa? Di luar sana masih ada ribuan insan yang lebih baik dan bisa membuatku jatuh cinta. Dan bukankah obat manjur untuk mengobati semua itu adalah jatuh cinta lagi?

Aku berjanji pada diriku sendiri. Untuk tidak terlalu lama berkubang dalam duka patah hati. Terlalu banyak kesempatan baik yang akan terbuang percuma nantinya.




Sambil menikmati sisa rasa perihnya luka yang ada, aku akan belajar memperbaiki rasa dan ruang hati ini. Ya, supaya aku siap untuk jatuh cinta lagi...


terima kasih atas pelajaran yang sudah kamu kasih ya...

Wednesday 9 September 2015

Aku Tak Perlu Berlari Dari Kenyataan Untuk Bisa Berhenti Membencimu. Yang Kuperlukan Hanyalah Hati yang Lapang Agar Bisa Tulus Memaafkanmu.

Halo Sayang..
Apa Kabar ?


Ku awali pagiku hari ini dengan senyum, sebagai ungkapan syukur betapa leganya hatiku saat ini karena sudah bisa memaafkan perilakumu, sedikit demi sedikit.




Aku mulai berani mengingat kenangan indah kita dulu. Aku mulai berani mengingat alasan mengapa dulu aku jatuh cinta padamu. Dan aku mulai bisa tersenyum, dengan tulus.


Tak mudah memang untuk bisa setegar ini. Hanya saja, jika Tuhan tak mengirimmu untuk menjalin kisah denganku, mungkin saja aku tak akan jadi pribadi dengan hati sekuat ini.


Dulu, ketika kita berpisah, aku memakai banyak cara agar bisa teralih dari rasa sakit hatiku. Dulu, melukai diripun rasanya tak pernah sebanding dengan rasa sakit menerima kenyataan bahwa aku tak dicintai. Tapi, akhirnya aku sadar.....


Lari dari kenyataan tak akan pernah mengobati apapun. Berbeda hal nya jika diri ini berani menghadapi kenyataan, meskipun sulit.
 
Aku betul-betul menyadari hal itu. Untuk apa aku lari dari kenyataan pahit itu? Toh, lari sejauh apapun, tetaplah aku hanyalah sosok yang tak mampu merebut hatimu. Bukankah begitu? Kesadaran itu yang akhirnya menyembuhkan perasaanku saat ini.


Lalu, bagaimana denganmu sendiri, wahai masa laluku? Perasaanmu pun sudah membaik belum? Sekarang, di perasaan yang sudah sama-sama baik, kurasa kita bisa berteman sebaik dulu saat belum menjalin kasih. Hal ini tentu lebih baik dibanding pura-pura tak kenal seperti bermusuhan. Jangan takut untuk beeteman denganku, aku tak menyimpan dendam.

Lewat pertemanan, kita bisa sama-sama mencari kebahagiaan meski di jalan kita masing-masing. Sama-sama sadar, bahwa kisah kita bukanlah kebahagiaan yang kita cari. Dan sebagai tanda, bahwa kita berdua sudah sama-sama ikhlas untuk mengakhiri.


Salam dari si masa lalu..

:)